Pergeseran Makna Idul Adha..(Sebuah Introspeksi diri)
Tulisan ini awalnya dibuat ketika saya
mendengar berita tentang berita arus lalu lintas menjelang hari raya Idul Adha
tahun ini.Kebanyakan sorotan berita nasional mengungkapkan adanya peningkatan
arus "mudik" warga Jakarta menuju ke bogor.
Setidaknya,menurut beberapa berita nasional itu,ada sekitar 98.000 orang yang melakukan perjalanan dari Jakarta menuju bogor atau kota-kota lain disekitarnya seperti Cirebon dll.
Setidaknya,menurut beberapa berita nasional itu,ada sekitar 98.000 orang yang melakukan perjalanan dari Jakarta menuju bogor atau kota-kota lain disekitarnya seperti Cirebon dll.
Banyak berita nasional yang memberitakan tentang banyaknya
pengunjung yang memadati tempat-tempat wisata liburan seperti Ancol,Ragunan dan
berbagai tempat wisata lainnya.Para orangtua memanfaatkan momen ini untuk
refreshing dan membawa anak-anak mereka berjalan-jalan.Nampaknya semua senang
dan tidak ada masalah sama sekali ya kan?
Oke,saya ajak anda merenung sejenak lalu putar kembali memori anda
ketika masih kecil dulu.Apakah Idul Adha sama dengan jalan-jalan ketika anda kecil dulu ?jika
anda menjawab tidak,maka selamat artikel ini untuk anda dan jika anda menjawab
ya,maka saya harus memeluk anda karena anda butuh membaca artikel ini.
Idul Adha ketika jaman saya kecil di kampung dulu adalah masa
bersenang-senang anak kecil.Kampung saya terletak di kaki gunung Slamet,di sebuah
desa asri bernama Purwareja Klampok.Desa ini jauh dari hingar bingar
ibukota,tidak ada satu gedung tinggi disini,namun ia memberikan kedamaian yang
lebih.
Anak-anak kampung ini,termasuk saya hanya suka membawa obor sambil
berjalan-jalan takbiran keliling kampung ketika.Keesokan harinya,kami salat Idul Adha di
sekolah dan kemudian membagi-bagikan daging kurban ke warga miskin di desa
kami itu.lalu apa pointnya saya menceritakan hal ini pada anda??
Saya hanya ingin bertanya pada anda,apakah tujuan anda merayakan
Idul Adha tahun ini ?berlibur?jalan-jalan?Sudah lupakah kita pada kata-kata para ulama dan guru-guru kita dulu?Saya tidak mengatakan bahwa anda tidak
boleh berlibur dan bersenang-senang pada hari itu,saya hanya ingin berkata bahwa anda juga tidak boleh lupa makna sebenarnya dari Idul Adha.
Saya ingin mengajak anda berfikir,jika anda dari golongan mampu
sudah berapa uang yang anda habiskan hari ini untuk berlibur dan
bersenang-senang dengan keluarga anda hari ini?lalu,berapakah uang yang anda
keluarkan juga untuk fakir miskin di sekitar anda?Manakah yang lebih
besar,pengeluaran anda untuk bersenang-senang hari ini atau pengeluaran anda
untuk golongan fakir di luar sana?jika jawabannya lebih banyak untuk
bersenang-senang...anda harusnya MALU...!!!
Pada hari ini,di hari yang sakral ini sebuah peristiwa penting
dimana Allah SWT telah memberikan pelajaran pada kita melalui perantara Nabi
Ibrahim tentang makna sebuah pengorbanan yang tulus kepada Tuhan.Namun kita
seringkali lupa dan asik bersenang-senang dengan keluarga kita.Kita lupa bahwa
hari ini adalah hari peringatan besar tentang makna indah sebuah pengorbanan.
Ngomong-ngomong anda tidak lupa juga kan mengajarkan arti
berkurban pada anak anda?Apa yang anda ajarkan pada anak anda?pelajaran tentang
pengorbanan yang tulus,atau fakta bahwa berkorban adalah bentuk pembantaian
hewan massal seperti yang seorang gubenur katakan beberapa waktu yang lalu?ada
dipihak manakah anda?
Melalui tulisan singkat ini,saya cuma ingin sedikit menyenggol
anda bahwa mungkin liburan yang anda sedang jalani hari ini kebahagiaanya tidak
sebanding dengan kebahagiaan jika anda berkurban hari ini.Karena kebahagiaan
berkurban itu datangnya dari Tuhan.Kembalilah ke lingkungan anda dan
berpartisipasilah dalam kegiatan mereka.Anda masih memiliki kesempatan dua hari
kedepan untuk berbagi dengan sesama.Bukankah kebahagiaan tertinggi itu ketika
kita bisa berbagi dengan sesama..? Klilan..
Komentar