Ketika Judi Online Menjadi Sebuah Gaya Hidup
Jujur
ketika masih aktif di perkuliahan dulu saya adalah seorang yang sangat suka ke
warnet.
Tidak hanya untuk mencari bahan kajian,saya juga pergi kesana kadang untuk sekedar refreshing menonton video di Youtube,buka Sosmed atau sekedar download film atau lagu.
Tidak hanya untuk mencari bahan kajian,saya juga pergi kesana kadang untuk sekedar refreshing menonton video di Youtube,buka Sosmed atau sekedar download film atau lagu.
Saya sendiri pergi ke banyak warnet di Jakarta.Meskipun
demikian,selalu ada pemandangan yang sama yaitu pecandu game online dan Judi
Online.
Kedua
jenis makhluk ini nampaknya telah menjadi penunggu abadi warnet.Jika golongan
yang pertama dihuni oleh para anak-anak tanggung maka golongan kedua berisi
mereka yang sudah sedikit dewasa dan bahkan memiliki anak-anak.Pernah saya
lihat salah satu dari mereka datang membawa anaknya yang baru berusia sekitar 4
tahun.Sungguh miris rasanya.
Oke,mari
kita fokuskan ke masalah judi online sekarang.Para penjudi yang saya temui di
warnet itu saya amati terdiri dari beragam profesi.Ada dari mereka yang bekerja
sebagai tukang parkir,tukang ojek,preman pasar,montir bengkel hingga satpam
gedung-gedung bertingkat di Jakarta.lucunya terkadang seorang polisi yang
datang kesana.Ia sendiri terlihat sering main di warnet itu.Namun ia seolah
tidak tahu dan mendiamkan kejadian itu.
Hal
yang miris adalah fakta bahwa para penjudi ini berasal dari golongan ekonomi
lemah.Mereka seolah mencari "Peruntungan" sesaat dengan berjudi.Hasil
judinya sendiri tidak pernah mereka tabung.Kebanyakan habis untuk membeli miras
atau main perempuan.Keluarga para penjudi ini nampaknya tahu mereka
berjudi.Pernah suatu hari sekitar jam 3 pagi istri salah satu penjudi itu
datang dan melabrak suaminya yang berjudi.Suasanapun berubah menjadi sebuah
sitkom komedi.
Lucunya
lagi,saya kenal salah seorang penjudi disana.Sebut saya namanya Ceking,sebelum
berjudi dia adalah karyawan sebuah supermarket di Jakarta.Karena kebanyakan
membolos untuk bermain judi online dia dikeluarkan.Lucunya,yang mengeluarkan
dirinya adalah sang pacar.Suatu hari ia bermain petak umpet dengan sang pacar
karena secara diam-diam si Ceking menggelapkan motor sang pacar untuk bermain
Judi Online.
Selama
saya mengamati para penjudi ini,saya tidak pernah melihat mereka mendapatkan
hasil yang besar.Hanya sumpah serapah dan makian yang kerap keluar dari mulut
mereka disertai dengan asap rokok yang mengepul tebal.Nampaknya sumpah serapah
sudah menjadi musik pengiring mereka ketika bermain judi online dan rokok telah
menjadi candu wajib sebelum bertempur.
Oowh
sebentar,saya ingat ada salah satu dari mereka yang pernah menang banyak.Ia
menggunakan uang hasil judinya untuk membeli motor dan pergi ke salah satu
tempat prostitusi di daerah Bekasi (saya lupa namanya,yang jelas ia
teriak-teriak mau kesana).Namun 3 hari kemudian ia gadaikan ke temannya karena
kalah main.Tidak hanya motor terkadang,perputaran barang lain seperti Hp sering
terjadi diantara para penjudi ini.
Entah
apa yang menjadikan para penjudi itu bermain seperti orang kesetanan.Nampaknya
iming-iming uang cepat sajalah yang ada di otak mereka.Mental penjudi ini
nampaknya adalah mental Instan yang menginginkan segala sesuatunya dengan cepat
termasuk uang.Jadi jika anda termasuk yang memiliki mental ini waspadalah.
Jujur,selama
saya mengamati mereka saya merasa bahwa ada aktor intelektual di belakang para
penjudi ini.Saya yakin mereka memiliki jaringan yang dibelakangnya ada seorang
yang cukup cerdas dalam bidang IT.Hal ini terbukti ketika saya mencoba iseng
masuk kedalam modem di salah satu warnet yang tidak terkunci (kebetulan yang
punya orang tua).Saya coba kunci beberapa situs judi dan kata kunci terkait
judi disana.
Kehebohan
sempat terjadi di warnet itu karena para penjudi tidak bisa membuka
situsnya.Namun itu tidak lama.Nampaknya ada seseorang dari mereka yang
mengajari cara menggunakan Proxy dan membypass Router.Hal ini terbukti ketika
saya melihat bahwa situs yang saya banned masih terisi di modem namun para
penjudi ini bisa menggunakan VPN untuk membukanya.Tanpa adanya aktor
intelektual dibelakangnya saya rasa sulit bagi mereka untuk melakukan hal ini.
Komentar