Kenapa Indonesia gak Maju-maju??


Kalo ditanya kenapa Indonesia gak maju-maju,mungkin akan ada banyak doktor,dosen,pembicara,pengamat dan tetek bengeknya yang berdebat masalah ini.Masing-masing pihak menggunakan banyak riset ilmiah,pendekatan,paradigm dan pola pikir yang begitu rumit mengenai masalah ini.Entah kenapa sangking rumitnya,pembahasan mengenai masalah ini hanya berakhir di ruang kuliah yang penuh mahasiswa (yang kebanyakan juga gak terlalu ngedengerin juga).

Berkaca pada pengalaman masa lalu,dulu saya teringat salah seorang dosen manajemen yang cukup nyentrik.Orangnya cerdas tapi agak sedikit aneh (maap ya pak :P).Penjelasan beliau kenapa Indonesia gak maju-maju pada dasarnya karena Indonesia terjebak pada apa yang disebut sebagai middle income trap.

Middle Income trap itu apa?simplenya adalah kondisi dimana suatu Negara memiliki pendapatan menengah tapi gak bisa meraih tingkat pendapatan seperti Negara maju.Kenapa demikian?simplenya karena kita tidak bisa bersaing dengan mereka baik dari segi pendidikan,infrastruktur dan teknologi.Pada akhirnya ekonomi Negara yang bersangkutan tidak dapat bersaing dengan Negara lain dan stuck di posisi menengah.dengan bahasa lain,mati segan hidup tak mau hehehe..

Tapi gini deh,penjelasan mengenai middle income trap sendiri bakal panjang dan membosankan.Gue sendiri gak bakalan ngejelasin hal itu (secara gue bukan dosen ekonomi juga).Lalu lu mau ngomong apa bang?well,gue mau jelasin permasalah ini dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti daripada menggunakan konsep-konsep yang bertele-tele.

Singkat cerita,alasan  Indonesia gak maju-maju adalah karena masyarakat kita lebih banyak mengkonsumsi dibandingkan memproduksi.Yup,inilah permasalahan terbesar di Indonesia.Ketika terjadi perdagangan antar Negara,kemajuan suatu Negara pada dasarnya merupakan keberhasilan dari Negara tersebut untuk lebih banyak memproduksi dibandingkan dengan mengkonsumsi.Kamsudnya,..eh maksudnya gimana bang?

Oke,sekarang lu liat disekeliling lu,dan mulai perhatiin barang-barang yang ada di sekitar.Dari semua barang-barang yang ada,berapa banyak yang merupakan produk asli Indonesia?Mari gue contohin gini,dari bangun pagi lu buka notif hp Samsung (dari korea),liat facebook dan WA (dari Amerika),setelah bangun lu masuk kamar mandi gosok gigi pake pepsodent dan main sabun (buatan Unilever dari belanda),setelah keluar  lu pake kaos import China,dan jam tangan Casio (Jepang),Sepatu Nike (Amerika).

Setelah rapi,lu berangkat ke kampus naik motor Honda (jepang) atau mobil Toyota (Jepang).Pas gak ada kelas lu nongkrong di Starbuck (Amerika),atau makan di KFC (Amerika),dan abis itu pulang kerumah.Pertanyaan gue,berapa banyak produk asli Indonesia yang ada di Hidup lu sekarang?sadar gak sadar bahwa banyak sekali produk buatan perusahaan luar negeri (meskipun ada pabrik di Indonesia) yang kita pakai.

Mungkin ada sebagian dari kalian yang bilang,lha kan mereka juga ada pabrik di Indonesia bang dan mereka juga mempekerjakan orang-orang Indonesia kan?Well,itu bener,Cuma sebanyak apapun mereka mempekerjaan orang Indonesia,porsi terbesar keuntungan yang mereka hasilin akan kembali ke Negara mereka sendiri.Dengan kata lain,kita masih belum bisa percaya dengan produk sendiri atau kita belum bisa bersaing dengan produk luar negeri.Ini pada dasarnya adalah esensi dari Middle Income Trap itu sendiri.

“Tadi Lu bilang orang Indonesia itu konsumtif,seberapa konsumtif sih orang Indonesia itu bang?”well,sangat konsumtif.Sekarang gini gue tanya,lu punya Handphone ditangan,harganya berapa?2 juta?3 juta?atau bahkan 10 juta?.Sejujurnya lucu ketika gue nonton beberapa reviewer hp di Indonesia yang ngereview HP di Indonesia dengan harga 2 juta terus di videonya ditulis kata “murah”.Kenapa lucu?karena konsep murah yang dipake itu gak pada tempatnya.

Jadi,konsep murah pada hp 2 jutaan misalnya adalah karena HP ini berada pada level menengah.Segmen harga ini pada dasarnya memang ada ditengah (bukan flagship),dan juga bukan entry level jadi banyak yang bilang hp jajaran menengah atau ada yang songong bilang murah.Tapi tunggu dulu,siapa yang bilang HP 2 jutaan itu murah?apa dasarnya kalian bilang HP 2 juta itu murah?

Biar kalian paham apa maksud gue dan apa kaitanya pembahasan HP ini dengan tingkat konsumerisme masyarakat Indonesia,mari kita bandingkan Indonesia dan Amerika.Secara rata-rata tingkat pendapatan orang-orang di Amerika itu sekitar 10 kali lipat pendapatan orang Indonesia.Sebagai konsekuensinya,living cost di Amerika juga sekitar 10 kali lipat dibandingkan dengan di Indonesia.

Mari kita asumsikan HP seharga 2 juta perak itu ke kurs dollar.Biar gampang kita gunain nilai tukar 10 ribu.Jadi sekitar 200 dollar.Nah,nilai 200 dollar di Amerika sendiri  karena tingkat pendapatan yang sekitar 10 kali lipat di Indonesia itu rasanya sama dengan kita ngeluarin duit 200 rebu perak.Jadi jika kita mengatakan HP 2 juta itu murah,well itu bener jika sudut pandangnya dari sudut pandang orang Amerika.

Susah gak ngebayanginnya?susah yah?gini deh biar gampang.Dari beberapa survey yang gue baca rata-rata pendapatan orang Indonesia itu sekitar 320 dollar perbulan sedangkan rata-rata pendapatan orang Amerika itu sekitar 875 dollar perminggu (alias 3500 dollar perbulan).Sekarang ngerti kan logika kenapa gue kasih angkat 10 kali lipat.Jika kalian beli Hp seharga 2 juta perak dengan penghasilan 3 juta perbulan berarti kalian ngehabisin sekitar hamper 70 persen gaji yang kalian miliki buat beli HP.Disisi lain,bagi orang Amerika,mereka cuma ngehabisin sekitar sepersepuluh dari gaji yang mereka miliki.nah dari sinilah konsep murah itu muncul.

Ketika kalian beli HP seharga 10 juta misalnya,bagi orang Amerika itu gak ada bedanya dengan kita beli HP seharga 1 juta.Buat orang Indonesia,beli HP 1 juta pasti rasanya gengsi gimana gitu.Yang menarik adalah ketika gue nonton salah satu acara di Youtube yang  nampilin reaksi orang amerika pas liat Apple X yang harganya  sekitar 10 jutaan,mereka itu bereaksi kalo HP harga segitu kemahalan atau mereka gak bakal mau ngehabisin uang segitu banyak Cuma buat beli hp.

Nah sekarang kalo kalian ditawarin Apple X harga 1 juta dibeli enggak?dibeli kan yah,..hayoo ngaku,..nah disinilah gue bilang bahwa tingkat konsumerisme masyarakat Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan tingkat produktivitasnya.Hal ini jugalah yang menyebabkan Negara  ini sulit berkembang,karena kita lebih banyak berpikir untuk mengkonsumsi dibandingkan dengan memproduksi.

Lalu solusinya apa bang?simple,kalian harus lebih banyak memproduksi dibandingkan dengan mengkonsumsi.Banyak ahli ekonomi yang terjebak pada pemikiran bahwa konsep produksi terkait erat dengan sektor manufaktur dan investasi.Hal ini tidak sepenuhnya salah namun tidak sepenuhnya benar juga.Memang benar bahwa sektor manufaktur yang menghasilkan banyak produk,banyak pekerja dan pada akhirnya banyak uang.

Jika para ekonom kita terlalu terjebak pada sektor ini,sejujurnya gue agak ragu kalo Indonesia bakal maju kedepannya.Kenapa demikian?karena dari segi teknologi kita telah jauh tertinggal dengan Negara lain.dengan kata lain,untuk bersaing dengan mereka pada sektor ini akan sangat sulit.Lalu solusinya apa?saya sendiri menyodorkan sektor pariwisata sebagai solusinya.

Sektor pariwisata di Indonesia pada dasarnya merupakan sektor yang penting dan dapat menjadi andalan di Indonesia.Kita dapat melihat bagaimana Jogja dan Bali sebagai kota wisata berkembang pesat.Dilain pihak tempat lain seperti Lombok,raja ampat dll juga ikut berkembang.Namun itu semua belum cukup,Indonesia itu adalah Negara kepulauan yang luas,kita memiliki banyak budaya yang bisa kita tawarkan kepada dunia.

Alih-alih kita bersaing langsung pada sektor manufaktur (yang jelas-jelas tertinggal) akan lebih baik jika kita menggunakan sektor lainnya yang notabene merupakan keunggulan kita.Sebagai bangsa yang memiliki banyak suku dan etnis,akan ada banyak hal yang bisa kita jual seperti keragaman makanan,budaya,tempat wisata dll.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku dan Tokoh Pewayangan bernama Bagong

Kesan Mendalam Nonton Anime Trickster

Kesenian Daerah,Antara Hidup dan Mati