Belajar Melestarikan Budaya Melalui Film The Raid.


Indonesia adalah Negara yang besar.Negara kita memiliki setidak 300 etnis didalamnya.Dengan kata lain ada banyak budaya dan tradisi yang kita miliki,mulai dari tari-tarian,makanan tradisional,pakaian adat,senjata khas daerah,bahasa dan lain sebagainya.Namun sayangnya modernitas telah menggerus budaya daerah kita dan perlahan-lahan menggantinya dengan budaya baru yang dianggap lebih modern.

Pemerintah pada dasarnya telah menyadari hal ini.Banyak program yang telah dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan yang memang cukup pelik ini.Lalu apa solusi yang pemerintah musti lakukan agar generasi muda Indonesia mau mempertahankan budaya leluhurnya ini?Mungkin mereka bisa belajar dari film the Raid.

Film The Raid sendiri adalah sebuah film garapan sutradara bernama Gareth Evans yang menceritakan kisah satu kompi pasukan elite yang ditugaskan untuk memberantas gembong narkoba di salah satu gedung bertingkat di Jakarta.Hal yang menarik dari film ini adalah bagaimana Gareth Evans menganggkat kesenian tradisional Indonesia yakni Pencak Silat sebagai seni beladiri yang digunakan oleh para pasukan elite ini.

Oke,mari kita jujur pada diri kita sendiri,sebelum ada film The Raid atau Merantau  apa yang kalian pikirkan ketika berbicara tentang silat.Saya pribadi akan berpikir tentang orang tua menggunakan baju tradisional khas betawi,memainkan golok dan beberapa jurus.Selain itu mungkin hal lain yang bisa saya bayangkan ketika berbicara tentang silat adalah kisah para jawara dari kisah saur sepuh,tutur tinular,si buta dari gua hantu hingga wiro sableng.Intinya korelasinya banyak kepada film yang berbau legenda dan juga sangat jadul.

Karena silat dikemas dengan kemasan yang sedemikian itu,maka generasi muda menjadi antipati terhadap silat.Mereka menganggap silat itu kampungan dan Cuma cocok dimainkan oleh para orang-orang lanjut usia.Para generasi muda akhirnya memilih sesuatu yang dianggap lebih keren,lebih internasional,lebih modern seperti halnya Karate,Taekwondo dsb.Semua itu lumrah terjadi hingga film Merantau,The Raid dan The Raid 2 muncul.

Ketiga film garapan Gareth Evans ini seolah mendobrak paradigma bahwa silat adalah sesuatu yang usang.Evans mengemas kembali silat dalam bentuk yang lebih modern dan lebih praktikal jika dibandingkan kemasan silat dalam berbagai film legenda jadul.Bukan saya menyalahkan film-film jadul ini,Cuma kita harus menyadari bahwa segala sesuatu itu bergerak secara dinamis.artinya segala sesuatunya berubah dan berevolusi mengikuti perkembangan jaman.

Ketika Gareth Evans memasukan unsur silat dalam film the Raid,pada dasarnya dia telah mentranformasi silat dari suatu bela diri tradisional yang dianggap usang menjadi suatu seni beladiri modern yang mematikan.Pada akhirnya banyak orang yang mulai menyukai silat,mereka berusaha mengenal silat,berusaha berlatih hingga ada yang masuk perguruan silat.

Lalu apa korelasinya antara silat dalam film the raid dan upaya pelestarian budaya?simplenya adalah,seperti halnya silat maka semua budaya Indonesia haruslah dapat betransformasi mengikuti perkembangan jaman.Jika suatu budaya tidak dapat bertranformasi maka budaya itu akan semakin lama semakin terlupakan.

Ada banyak upaya yang bisa kita lakukan,misalnya dengan memasukan unsur budaya Indonesia itu kedalam musik,film,atau kesenian modern lainnya.Bisa juga dengan mengadakan peringatan,perlombaan dan lain sebagainya.Dari film the raid kita belajar bahwa kesenian daerah seperti silat yang dianggap usang dapat bertransformasi menjadi sesuatu yang begitu membanggakan ketika ia dikelola dengan benar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku dan Tokoh Pewayangan bernama Bagong

Kesan Mendalam Nonton Anime Trickster

Kesenian Daerah,Antara Hidup dan Mati