Belajar dan Gelas Kosong


Dulu sekali saya pernah membaca sebuah tulisan mengenai  konsep belajar.Di dalam buku yang saya sudah lupa judul dan pengarangnya itu,ada satu konsep yang tidak pernah saya bisa lupakan.Walaupun saya mengatakan tidak bisa saya lupakan,mungkin lebih tepat dikatakan bahwa saya tidak sepenuhnya mengerti akan perkataan di buku itu dan oleh karenanya kata-kata tersebut selalu terbayang-bayang hingga sekarang.

Beberapa tahun belakangan saya mulai sedikit demi sedikit memahami konsep gelas kosong dalam belajar.Beberapa petunjuk saya dapatkan melalui berbagai kejadian.Beberapa kejadian disengaja dan kejadian lainnya murni ketidak sengajaan.Sengaja dalam artian saya memang ingin mencari arti kata-kata itu dan tidak sengaja dalam artian Tuhan memberikan sedikit petunjuk.Mungkin Tuhan sedikit iba dengan saya yang selalu mencari maksud dari konsep ini.

Petunjuk pertama saya dapatkan dari film The Forbidden Kingdom.Film yang mempertemukan Jackie Chan dan Jet Li itu memberikan saya inspirasi.Inspirasi ini didapat ketika saya mendengar Jackie Chan berkata bahwa belajar Kungfu itu dimulai dari basic.Jackie Chan dalam adegan itu mencoba mengajarkan seorang remaja Amerika yang terlalu terobsesi dengan Kungfu karena terlalu banyak menonton adegan film laga.

Dalam hal ini maksud dari Jackie Chan adalah,belajar sesuatu selalu dimulai dari titik 0.Perbedaan tingkat IQ tidaklah menjadi soal.Meskipun seseorang sangat berbakat dalam satu hal,tetap saja ia harus memulainya dari titik yang sama dengan orang lain.Dengan kata lain,meskipun dirimu seorang jenius dalam satu bidang,tetap harus belajar basic dari bidang yang ingin dipelajari.Pada akhirnya mempelajari sesuatu itu layaknya menapaki sebuah jalan yang panjang.

Semua orang yang berjalan di jalan yang panjang itu pada awalnya memulai dari garis awal yang sama.Memang pada akhirnya ada yang menapakinya dengan berjalan,ada yang berlari dan ada juga yang jalan ditempat.Meskipun demikian semuanya berawal dari titik awal yang sama yakni sebuah gelas kosong.Gelas kosong dalam kasus yang pertama ini merepresentasikan bahwa semuanya berawal dari kekosongan yang kemudian semakin lama semakin terisi.

Akan menjadi salah kaprah bagi beberapa jenius diluar sana yang mengira dirinya bisa langsung menapaki pertengahan jalan tanpa memulainya dari titik awal.Orang yang merasa dirinya bisa langsung berada dititik tengah tanpa memulai dari titik awal adalah orang yang tersesat dalam pemikiranya.Orang-orang semacam ini merasa dirinya hebat dan akhirnya justru kalah diakhirnya.

Kenapa demikian?karena orang-orang ini merasa bahwa dirinya adalah sebuah gelas yang terisi penuh.Gelas yang terisi penuh mungkin dikagumi karena dianggap penuh dengan keahlian dan pengetahuan.namun demikian layaknya sebuah gelas yang terisi penuh orang-orang ini akan berhenti berkembang karena merasa bahwa pengetahuan yang dimiliki telah cukup dan telah lebih hebat dari orang lain.

Petunjuk kedua saya dapatkan ketika iseng membaca sebuah novel berjudul Panlong (Coiling Dragon).Novel ini pada dasarnya merupakan sebuah novel silat china yang menceritakan tentang seorang pemuda bernama Linley Baruch.Linley Baruch adalah seorang pemuda yang selalu berusaha lebih kuat dan bekerja keras untuk itu.

Linley Baruch awalnya berusaha untuk menjadi lebih kuat agar keluarganya tidak diremehkan.Namun pada akhirnya ia sadar bahwa proses pencarian kekuatan itu bukanlah proses yang memiliki ujung.Hal ini karena semakin kuat dirinya,ia mendapati bahwa ancaman yang bisa menimpa keluarganyapun menjadi lebih kuat.Hal ini layaknya pepatah semakin tinggi pohon maka semakin tinggi pula angin yang akan menghembusnya.

Pelajaran yang saya dapatkan dari novel ini adalah,bahwa diatas langit masih ada langit.Layaknya sebuah gelas kosong,potensi seseorang tidak bisa dilepaskan dari ukuran gelasnya.Ketika kita merasa bahwa gelas yang kita miliki telah penuh,hal yang dapat kita lakukan sebenarnya mudah saja yakni kita menuang airnya ke gelas yang lebih besar.

Pada akhirnya kita mendapati bahwa air yang ada di gelas kita tidaklah cukup untuk menutupi gelasnya.Didunia ini ada banyak sekali gelas-gelas yang jauh lebih besar.Jika gelas pemikiran yang kita miliki kecil,jangan berharap kita bisa membandingkan diri dengan mereka.Satu-satunya cara adalah dengan menjadi gelas yang lebih besar.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku dan Tokoh Pewayangan bernama Bagong

Berbincang masalah mineral water di Indonesia..

Iklan Anti Rokok di TV Kok Gak Etis..??