Renungan siang dan nyanyian seorang pengamen cilik

     
      Aku sedikit lupa kapan tepatnya kejadian ini,mungkin sekitar tahun 2013 atau 2014.Satu-satunya hal yang kuingat adalah waktu itu aku masih mahasiswa baru di UI.Hari itu merupakan hari tersial menurutku.

      Motor yang supra hitam butut yang biasa kupakai mendadak mogok.Alasanya sebenarnya sedikit konyol,yah pihak kurir yang membawa motorku ini lupa bilang kalo ia mengosongkan oli di motorku.Aku yang tak tahu menahu soal ini hanya memakainya hingga ia benar-benar mogok dan terpaksa harus kudorong sampai pintu kost ku.

      Oke,kita lupakan saja kejadian sialan itu.Intinya aku hari ini harus naik mikrolet jurusan tebet dari arah kuningan.Siang itu suasana di daerah Kuningan Jakarta Selatan sangat tidak bersahabat,panas yang begitu menyengat seolah membakar kulitku.Namun demikian,aku yang waktu itu masih semangatnya kuliah tak menghiraukan hal ini.Akupun menaiki mikrolet no 44 dari kuningan sampai di stasiun tebet.

   Tidak seperti biasanya didalam angkot tidak terlalu banyak orang.Seingatku hanya ada 3 orang,aku dan dua orang ibu-ibu.Salah satu dari ibu-ibu itu juga tidak lama turun,seingatku ia turun di dekat XXI (ada sejenis apartemen yang aku lupa namanya).Disini pula seorang anak dekil masuk dan mulai mengamen.Aku kenal dengan bocah pengamen ini,Acan begitu nama panggilanya.Aku tak tahu siapa nama panjangnya,dimana ia tinggal atau sekedar nama aslinya.Acan adalah nama panggilan yang diberikan oleh para preman kepadanya.Aku kenal beberapa preman di daerah Kuningan,itulah sebabnya aku mengenal si Acan ini.

    Suara si Acan mulai mengalun diiringi oleh ukulelenya yang nadanya entah kemana.Suara seraknya juga hanya memperburuk suasana siang yang memang sudah terlalu terik.Karena tak ada kerjaan akupun memperhatikan bocah kurus dekil yang usianya mungkin baru 10 tahun waktu itu.Sejenak kuperhatikan ia menyanyikan lagu Dunia Hanya Sementara.

     Jujur waktu itu aku tak tahu judul lagunya,aku baru mencari judulnya karena aku tertarik dengan liriknya yang berbunyi kurang lebih seperti ini "Orang kaya mati,.Orang miskin mati..Raja-raja mati..rakyat biasa mati..semua pergi menghadap ilahi,.dunia yang dicari tak ada yang berarti".Lirik yang simpel dan repetitif membuat lagu itu lebih seperti mantra atau kutukan ditengah panasnya kota Jakarta siang itu.

   Sepanjang perjalanan sampai kekampus aku tak bisa melupakan syair lagu itu.Hati dan idealismeku jujur menolak lagu itu.Kenapa?bukankah lagu itu lagu religi?lagu yang membawakan pesan agama dan tuhan?.Jika kalian menghakimiku dengan dasar seperti itu maka aku tak ada bedanya dengan seorang kafir sekarang.Namun,tunggulah sebentar penjelasanku.Aku tak menyukai lagu itu dengan beberapa alasan logis.Setidaknya aku memiliki 2 alasan utama aku tak suka dengan lagu itu.

     Alasan pertama,lagu itu membuat orang lupa dengan fitrahnya untuk bekerja.Kenapa aku berkata yang demikian ini?dari lirik lagunya kan kita dapat membaca pesan bahwa siapapun anda,kedudukan anda atau kekayaan anda semua tidak berarti karena anda akan mati dan oleh karenanya anda percuma mengejar dunia karena dunia itu fana dan kejarlah akhirat karena akhirat itu abadi.

      Kata-kata semacam ini biasanya diucapkan oleh para sufi yang mengejar Tuhan dan akhirat sana.Aku tak mengatakan mereka salah untuk melakukanya,aku hanya mengatakan bahwa kita telah zalim pada diri kita sendiri karena dunia diciptakan oleh Allah SWT bukan tanpa alasan.Disini dunia yang kata mereka fana ini diciptakan dengan sesuatu yang Haq.Dalam artian bahwa harta yang dicari didunia bukanlah sesuatu yang hina.Ia menjadi hina atau tidak tergantung bagaimana kita menggunakanya.Menjadi kaya dan berharta bukanlah dosa,ia menjadi dosa ketika harta itu membuatnya lupa dengan penciptanya.Namun ia akan menjadi pahala apabila kita menggunakanya di jalan Allah.Oleh karena itu,aku tak setuju dengan lirik lagu itu.Menjadi kaya atau menjadi raja bukanlah suatu hal yang salah,ia bahkan dapat menjadi keutamaan ketika kita bisa menggunakan kekayaan kita demi agama kita.

     Alasan kedua,kata "dunia yang dicari tak ada yang berarti".Kata tersebut membuat kita melarikan diri dari hal yang bersifat duniawi dan memilih tepekur di mesjid mencari akherat.Kembali,aku tak bilang bahwa tepekur di mesjid adalah hal yang salah.Ia menjadi salah ketika melupakan masalah kita di dunia dan melarikan diri dengan mencari akhirat.Kembali saya harus bilang bahwa,manusia itu urusanya tidak hanya dengan tuhan.Sempatkan anda berfikir ketika anda asyik bertepekur seolah mencari akhirat,justru jalan ke surga itu terbuka lebar di dunia nyata melalui mulut-mulut para fakir miskin yang kelaparan?para pengungsi suriah dan palestina yang membutuhkan bantuan?Tidakah anda sadar bahwa jalan surga itu terbuka melalui harta anda dengan menafkahi mereka?memberikan mereka sandang dan tempat tinggal yang layak?atau setidaknya dengan memberikan mereka pendidikan.

     Oleh karena itu aku tak setuju dengan lirik lagu itu yang menyamaratakan posisi manusia.Seolah kehidupan kita urusanya hanyalah kematian dan akhirat.Posisi kita didunia tentunya akan memberikan perbedaan terhadap kematian kita karena disanalah ada cobaan dari allah baik berupa kekayaan,jabatan maupun kewenangan yang dimiliki.Bagaimana kita menggunakan titipan Allah itu sendirilah yang pada akhirnya membuka jalan kita ke akhirat akan berakhir di Surga dan Neraka.Berdiam diri sepanjang waktu di dalam mesjid bukanlah jaminan masuk surga jika kita hanya ingin melarikan diri dari dunia.Wallahualam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku dan Tokoh Pewayangan bernama Bagong

Berbincang masalah mineral water di Indonesia..

Iklan Anti Rokok di TV Kok Gak Etis..??