Buku Tua dan sebuah pelajaran tentang hidup
Pernahkan saya mengatakan pada
anda jika saya berasal dari keluarga konvensional?Mungkin tidak,namun begini
ceritanya.Keluarga tempat dari ayah saya nampaknya berasal dari tipikal
keluarga jawa konvensional.Tipe keluarga ini begitu kuat mempertahankan
nilai-nilai tradisi,budaya dan juga filosofi jawanya.
Salah satu bentuk peninggalan
mereka yang saya sering temui di keluarga besar saya seperti keris kuno,cincin
akik,sebuah tongkat dan guci tua dan masih banyak benda-benda yang pasti anda
paham apa maksudnya.Sayangnya saya tidak akan bercerita tentang masalah
benda-benda semacam itu kali ini.
Benda yang ingin saya ceritakan
kali ini justru sebuah buku tua.Buku tua yang lebih tepat disebut buku dongeng
ini saya temukan diruang keluarga milik kakek saya ketika saya masih kecil.Hal
yang menarik adalah fakta bahwa buku tersebut berangka tahun 1930 sekian,yang
berarti umur buku itu mungkin lebih tua dari orangtua saya sendiri.
Buku yang saya lupa judulnya
itu,seingat saya memiliki ilustrasi sebuah wayang dengan pola warna hijau tua
dan tulisan jawa.Isi dari buku cerita itu sendiri beragam,hampir mirip buku
diari malah.Terdapat beberapa lembar berisi sajak jawa,tulisan jawa hingga
cerita anak-anak dengan bahasa jawa dan ejaan lama.
Dari sekian banyak cerita yang
ada didalamnya,ada salah satu cerita yang menarik perhatian saya.Cerita
tersebut adalah tentang seorang pedagang kacang rebus keturunan
tionghoa.Pedagang kacang ini diceritakan selalu ramah terhadap siapa
saja,terlebih pada anak-anak yang menjadi pelanggan setianya.Di buku itu juga
diilutrasikan tentang penggunaan pincuk sebagai wadah dari kacang rebusnya.
Setiap hari pria tua itu selalu
membawa daganganya.Pakaianya yang sederhana membuat orang iba dan berpikir “kenapa
orang tua ini tidak lekas berhenti saja dan melimpahkan pekerjaannya ke anaknya”.Tidak
diketahui apakah pria ini memiliki anak atau tidak.Bahkan tidak ada seorangpun
yang tahu dimana rumah dari si kakek tua itu.
Tokoh utama cerita buku itu
adalah seorang anak perempuan yang menyukai kacang rebus bikinan si kakek
tionghoa itu.Tiap sore ia selalu membeli kacang rebus buatan si kakek.Hal ini
terus dilakukan oleh si gadis itu selama bertahun-tahun.Namun,suatu ketika si
kakek tua penjual kacang rebus itu tiba-tiba berhenti berjualan.
Cemas memikirkan keadaan sang
kakek tua itu,si gadis cilik ini mencoba mencari si Kakek itu
kesana-kemari.Namun tidak ada seorangpun yang mengetahui tentang darimana ia
berasal atau bahkan siapa namanya pun tidak ada seorangpun yang
mengetahui.Setelah sekian lama mencari,akhirnya si gadis cilik ini menyerah dan
mulai melupakan tentang si kakek.
Suatu hari,sang ibu membawanya
berbelanja ke kota.Hal ini biasa dilakukan si Ibu ini karena letak desa mereka
yang jauh dari keramaian.Ketika berbelanja di kota,sang gadis kecil ini
terkagum-kagum melihat betapa besar dan ramainya kota.Keduanya larut dalam
keramaian kota itu.
Ketika sedang asik
berbelanja,mata si gadis melihat sebuah toko kelontong yang bagus.Catnya masih
baru dan bangunanya juga terkesan mewah.Namun,ada hal lain yang justru lebih
menarik perhatianya.Disana ia melihat sang kakek tua yang dulu selalu lewat dan
menjual kacang rebus kepadanya.
Gadis kecil ini kemudian
menghampiri toko kelontong itu.Setelah dekat ia memastikan bahwa itu memang
kakek yang sering menjual kacang rebus dulu.Gadis kecil inipun bertanya,.”Kakek,kenapa
sekarang tidak menjual kacang rebus lagi..”.Si Kakek itupun menjawab sembari
tersenyum “kakek sekarang sudah berhenti jualan kacang rebus,dan sekarang
berjualan disini”
Melihat ekpresi terkejut dan
kagum dari si gadis cilik itu,si Kakek tua itu cepat tanggap dan menambahi “dulu
kakek susah karena tiap hari harus berkeliling kampung ke kampung menjual
kacang..sekarang setelah sekian lama menabung,akhirnya kakek bisa berjualan
disini”.Si gadis kecil itu hanya mengangguk tanda mengerti.
Kakek tua dalam penggalan cerita
di buku tua itu memberikan kita satu pelajaran berharga bahwa apapun usaha yang
kita lakukan,selama kita tidak pernah menyerah dan mau menahan diri,ada saatnya
kita akan menuju pada kesuksesan.Kegigihan si kakek dari buku tua yang say
abaca itu berbekas sangat dalam di Ingatan masa kecil saya hingga sekarang…
Komentar