Mahasiswa Antara IPK dan Idealisme…
Kata orang mahasiswa adalah agen
perubahan.Mereka adalah generasi yang dianggap cerdas dan mampu menjadi solusi
atas masalah yang ada disekitarnya.Mahasiswa juga dianggap sebagai kumpulan
individu yang idealis dan tidak berpihak,mereka hanya berpihak pada kebenaran..
Betuuul sekali itulah mahasiswa
tapiiii itu dulu…konon disuatu masa pernah ada mahasiswa yang demikian
adanya.Sekarang?weleh..weleeeh,kata hidup mahasiswa dan hidup rakyat Indonesia aja
mungkin tidak semua mahasiswa tahu.
Lagu darah juang mungkin jadi
judul yang asing bagi mahasiwa kekinian.Lalu pertanyaanya adalah kemana
lunturnya idealisme mahasiswa?Idealisme ini luntur seiring dengan berubahnya
kampus dari lembaga pendidikan menjadi industri penghasil sarjana.
Kita menyadari bahwa kata sarjana
terutama untuk S1 bukan lagi suatu hal yang waaah.Kini gelar Sarjana terutama
strata satu adalah sesuatu yang normal adanya seperti kita melihat anak SMA.Hal
ini karena lembaga pendidikan lebih banyak mementingkan kuantitas dibandingkan
kualitas dari mahasiswa itu sendiri.
Memang benar pendidikan adalah
hak segala bangsa (halaah…) namun bukan berarti karena setiap orang berhak
lantas kita menurunkan standarnya.Standard mahasiswa era ayah saya dengan
ketika saya masih mahasiswa benar-benar berbeda.
Ketika jaman ayah saya,beliau
banyak bercerita bahwa banyak mahasiswa yang peduli dengan masalah disekitarnya
dan mencoba membantu dengan ilmu yang mereka kuasai.Setidak-tidaknya jika
mereka tidak memiliki ilmu,maka mereka akan turun ke jalan dan memprotes
ketidak adilan itu.
Mahasiswa sekarang berbeda,mereka
datang hanya untuk nilai yang bagus.Mereka belajar dengan giat bukan untuk
menyelesaikan permasalahan di lingkunganya namun lebih agar mereka bisa
mendapatkan pekerjaan ditempat-tempat yang bonafide.
Idealisme mahasiswa yang terus
menurun terlihat dengan semakin sedikitnya gelombang mahasiswa yang turun
kejalan.Bahkan ketika ada yang turun kejalanpun pemikiran mereka tidak
benar-benar satu.Ada beberapa yang datang terpaksa karena disuruh seniornya,ada
yang datang karena bayaran adapula yang datang dengan niat mau rusuh.
Kata siapa,??bukankah dikampus-kampus sering diadakan lomba karya ilmiah agar mahasiswa peduli terhadap masyarakatnya yaa?.Memang dikampus-kampus sering
dilakukan lomba-lomba untuk karya ilmiah remaja,namun jujur tujuan dari
pembuatan karya ilmiah ini lebih sering karena si mahasiswa ingin punya track
record bagus di CVnya kelak.Masalah yang dibawakan kadang kala tidak
jelas,terlalu mainstream hingga tidak masuk akal.
Solusi-solusi yang dikembangkan
juga terkadang tidak benar-benar menyentuh akar masalah yang sebenarnya.Hal ini
karena mahasiswa yang meneliti terkadang tidak sepenuh hati bertujuan untuk
mengatasi masalah yang mereka teliti.Akibatnya penelitian mereka hanya berakhir
sebagai laporan tugas tanpa tindak lanjut yang real.
Itulah sebabnya meskipun ada
ribuan bahkan jutaan penelitian yang dihasilkan tiap tahunnya namun
permasalahan yang melanda negeri ini tetap tidak dapat teratasi.Seorang
mahasiswa secara ideal seharusnya menjadi individu yang paling kritis dan
berani menyatakan pendapatnya.Kenyataanya sekarang,kampus justru menjadi ajang hedonisme
dimana kekayaanlah yang menjadi displaynya.
Mungkinkah hal ini
diperbaiki?tentu saja mungkin namun tidak mudah.Kita harus menyadari bahwa
perubahan yang terjadi telah kelewat massive.Untuk mengubah ini mungkin
diperlukan 3-4 generasi hingga benar-benar terjadi perubahan.Itupun jika
lembaga pendidikan kita masih mau sadar bahwa mereka telah salah jalan.
Komentar