Mari Mengenal Filosofi Pohon Pisang

Pohon pisang adalah pohon yang tumbuh hampir di seluruh wilayah di Indonesia.Pohon ini tumbuh di daerah pedesaan dan bahkan ada di beberapa daerah di perkotaan.Semua orang mengenal pohon yang identik dengan hewan bernama monyet ini.Padahal jujur belum pernah seumur-umur saya melihat pohon pisang dipanjat oleh monyet kecuali hanya dalam cerita fiksi kancil dan monyet.

Hari ini buah pisang yang beragam jenisnya itu juga sempet mampir di meja ruang makan.Ketika itu saya teringat cerita ayah tentang filosofi sang pohon pisang.Memang terdengar konyol karena memang cerita itu adalah cerita pengantar saya tidur ketika masih bocah dulu.

Ayah saya selalu berkata bahwa pohon pisang itu adalah pohon yang pantang menyerah.Berapa kalipun anda menebang pohon pisang muda yang masih belum berbuah maka ia akan terus tumbuh dan tumbuh lagi.Pohon ini seolah tidak peduli siksaan manusia yang tiap kali memotongnya.

Tentu saja ketika saya beranjak dewasa dan mempelajari ilmu biologi saya memahami bahwa alasan utama pohon pisang yang dipotong terus tumbuh adalah karena batang pohon pisang adalah batang semu.Bentuk asli pohon ini terletak pada “rumahan” yang berupa umbi akar.

Namun demikian,ada satu hal yang memang aneh.Jika kita memotong pohon pisang yang telah berbuah maka ia akan langsung mati.Pohon ini seolah mengatakan pada kita bahwa tugasnya telah selesai sehingga kini ia bisa pergi dengan damai.Fenomena ini seolah seperti sebuah pelajaran yang diberikan Tuhan melalui alam.

Tuhan melalui pohon pisang memberikan kita pelajaran bahwa kita tidak boleh berhenti sebelum berhasil.Seberapun kepahitan dan kesengsaraan yang akan kita alami ia adalah proses untuk mencapai sebuah keberhasilan.lalu bagaimana kita mengaplikasikan filosofi sang pohon pisang di kehidupan kita?

Bagi ayah saya yang seorang PNS ia mengaplikasikanya dengan bekerja dengan sungguh-sungguh.Beliau tidak pernah berhenti untuk bekerja hingga memperoleh hasil yang memuaskan.Baginya produktif saja tidaklah cukup.Menghasilkan karya yang terbaik itulah tujuannya.

Beberapa orang mungkin berfikir kenapa saya harus repot-repot melakukan hal semacam ini?bukankah menjadi biasa saja itu cukup?Tentu saja tidak,kenapa?karena umur manusia itu terlalu singkat.Bagi beberapa orang umur 80 atau 90 adalah sesuatu yang lama namun sayangnya tidak.Konsep waktu itu seperti perkataan Enstein selalu relatif.

Ditengah singkatnya umur manusia itu ada diantara mereka yang sadar tentang hal ini.Orang-orang inilah yang kemudian kita kenal sebagai tokoh-tokoh hebat di dunia.Kita mengenal Gandhi,Sukarno hingga Nabi besar Muhammad SAW.Apa persamaan diantara ketiganya?mereka tidak pernah berumur terlalu panjang dan mereka meninggal setelah usai menjalankan “tugas” mereka di muka bumi.

Benar layaknya sebuah pohon pisang yang telah berbuah tokoh-tokoh diatas telah berkontribusi sangat banyak sebelum akhirnya meninggal.Sebelum kontribusi itu diberikan anda mengenal mereka sebagai tokoh-tokoh yang begitu gigih berjuang.Seolah mereka dituntun langsung oleh Tuhan sehingga tidak satu manusiapun yang bisa menghalangi jalan mereka.

Buah pisang yang tergolong murah dan tersedia hampir dimana saja itu seolah memberikan kita citra yang sama dengan hasil perjuangan para tokoh itu.Yah,karya mereka abadi dan anda bisa rasakan hingga sekarang.Nama mereka abadi jikalau mungkin hanya tertulis di buku sejarah saja namun setidaknya semua orang masih akan terus mengenal mereka.Lalu sekarang tentu anda mulai sadar bahwa hidup anda itu akan terlalu membosankan jika tidak berbuat sesuatu untuk dunia ini bukan?setidaknya dengan bekerja dan berusaha dengan giat layaknya pohon pisang nanti jikalau anda telah tiada orang-orang sekitar anda akan masih mengenal anda sebagai pribadi yang gigih.


Bukankah ada pepatah yang mengatakan bahwa “Harimau mati meninggalkan belang,Gajah mati meninggalkan gading dan Manusia mati meninggalkan nama” tentu saja nama disini bukan tulisan yang tertera di KTP melainkan perbuatan yang ada lakukan selama masih hidup di dunia.Sekarang pilihan ditangan anda,berusaha keras seperti pohon pisang atau memilih rutinitas anda yang membosankan itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku dan Tokoh Pewayangan bernama Bagong

Berbincang masalah mineral water di Indonesia..

Iklan Anti Rokok di TV Kok Gak Etis..??