Mencari Kebahagiaan Dalam Secangkir Kopi dan Sepiring Mendoan
Setelah lama tidak pernah
posting,akhirnya gue mendapatkan sedikit waktu luang untuk memposting sebuah
cerita pengalaman hidup.
Sebenarnya pengalaman ini merupakan pengalaman yang sudah lama namun kesan yang ditimbulkanya cukup dalam hingga saat inipun pengalaman itu masih membekas dengan sangat jelas.
Sebenarnya pengalaman ini merupakan pengalaman yang sudah lama namun kesan yang ditimbulkanya cukup dalam hingga saat inipun pengalaman itu masih membekas dengan sangat jelas.
Cerita ini dimulai ketika gue masih berusia sekitar 12 tahunan
(jangan tanya sekarang umur gue berapa hehe..).Waktu itu,dirumah masih sering
muter radio dan kebanyakan stasiun radio yang didengerin juga merupakan stasiun
radio lokal yang acaranya lebih berupa lagu maupun penyuluhan.
Salah satu acara yang gue demen judulnya kalo gak salah "Gerbang Desa".Acara ini merupakan program tentang penyuluhan pertanian sebenernya.Kenapa gue suka acara yang cenderung jadul dan kebapakan ini?padahal kan gue juga gak ada background jurusan pertanian atau petani gitu yah hehe..well,jawabanya terletak pada format acaranya.format acaranya inilah yang menarik.
Salah satu acara yang gue demen judulnya kalo gak salah "Gerbang Desa".Acara ini merupakan program tentang penyuluhan pertanian sebenernya.Kenapa gue suka acara yang cenderung jadul dan kebapakan ini?padahal kan gue juga gak ada background jurusan pertanian atau petani gitu yah hehe..well,jawabanya terletak pada format acaranya.format acaranya inilah yang menarik.
Format acara gerbang desa memberikan kita gambaran mengenai pedesaan
dengan latar belakang yang juga sederhana dan juga obrolan ringan seputar
pedesaan.Obrolan yang dilakukan dengan bahasa jawa ngapak dan dikemas
dekat dengan kebudayaan Banyumasan ini menurut gue dibuat dengan cukup
menarik.
Salah satu episode yang menurut gue begitu jleb dihati adalah ketika
episode mengenai seorang petani tua bijak yang sering dijadikan tempat bertanya
bagi para petani lainya.Ceritanya petani tua ini baru pulang dari sawahnya
dimalam hari.Petani tua ini pulang basah kuyup dan kelelahan karena hari itu
hujan turun begitu lebatnya.
Dirumahnya yang hanya berupa bilik bilik itu,.hujan terdengar begitu kencang karena atap rumahnya yang hanya terbuat dari seng sehingga ketika terkena hujan akan terdengar sangat gaduh.
Dirumahnya yang hanya berupa bilik bilik itu,.hujan terdengar begitu kencang karena atap rumahnya yang hanya terbuat dari seng sehingga ketika terkena hujan akan terdengar sangat gaduh.
Dalam keadaan yang begitu lelah itu,sang petani tua ternyata
memiliki seorang istri yang begitu setia dan penyayang terhadap
suaminya.Singkat cerita sang istri ini memberikan secangkir kopi dan sepiring
mendoan kepada suaminya.Setelah berganti baju,petani tua yang kedinginan ini
menyeruput kopi dan memakan mendoan yang telah disediakan.
Sang petani tua ini kemudian berujar "aah..kopi karo mendoan pas dina udan rasane ya mantep pisan,.kayong kayong inyong ora butuh apa apa maning ( aah,..kopi dan mendoan ketika hari hujan rasanya benar benar mantap,seolah olah saya tidak membutuhkan apa apa lagi".
Sang petani tua ini kemudian berujar "aah..kopi karo mendoan pas dina udan rasane ya mantep pisan,.kayong kayong inyong ora butuh apa apa maning ( aah,..kopi dan mendoan ketika hari hujan rasanya benar benar mantap,seolah olah saya tidak membutuhkan apa apa lagi".
Reaksi saya ketika mendengar ucapan sang petani tua ini gue sedikit
tersenyum dan bergumam dalam hati "menarik,..bagaimana orang ini bisa
menemukan kebahagiaan dalam sesuatu yang begitu sederhana,sesuatu yang jarang
terpikir oleh orang lain".Dari penggalan acara radio yang cukup singkat
itu gue melihat bahwa kebahagiaan itu bisa didapat dari sesuatu yang kecil
seperti itu.
Pertanyaan selanjutnya adalah,apakah kebahagiaan itu harus didapat dengan cara seperti itu?well,..jawabanya antara ya dan tidak,kenapa?hal ini karena penentu kebahagiaan pada dasarnya adalah otak kita sendiri.Maksud lu gimana bang?maksud gue gini bro,..Otak lu sebenernya yang menentukan respon kita terhadap suatu situasi tertentu.Misalkan kita merespon sesuatu hal dengan emosi maka otak kita akan memerintahkan tubuh kita untuk mulai bertindak sesuai dengan respon awal tadi.
Pertanyaan selanjutnya adalah,apakah kebahagiaan itu harus didapat dengan cara seperti itu?well,..jawabanya antara ya dan tidak,kenapa?hal ini karena penentu kebahagiaan pada dasarnya adalah otak kita sendiri.Maksud lu gimana bang?maksud gue gini bro,..Otak lu sebenernya yang menentukan respon kita terhadap suatu situasi tertentu.Misalkan kita merespon sesuatu hal dengan emosi maka otak kita akan memerintahkan tubuh kita untuk mulai bertindak sesuai dengan respon awal tadi.
Respon terhadap situasi inilah yang pada dasarnya menjadi kunci dasar
bagaimana perkembangan situasi itu sendiri.Pertanyaan selanjutnya adalah respon
seperti apakah yang menjadi kunci agar situasi yang kita hadapi menjadi situasi
yang membahagiakan?jawabanya terletak pada apa yang agama selalu ajarkan,.yaitu
"Bersyukurlah,..".
Saya sedang tidak bercanda ketika mengusulkan respon syukur sebagai solusi kebahagiaan.Pada dasarnya respon syukur akan memupuskan sikap tidak pernah puas dan mendorong kita untuk berlapang dada terhadap segala hal yang akan kita terima.
Saya sedang tidak bercanda ketika mengusulkan respon syukur sebagai solusi kebahagiaan.Pada dasarnya respon syukur akan memupuskan sikap tidak pernah puas dan mendorong kita untuk berlapang dada terhadap segala hal yang akan kita terima.
Kesimpulanya adalah entah anda seorang petani ataupun presiden
anda hanya hanya dapat mendapatkan kebahagiaan dalam diri anda hanya jika anda
mau bersyukur atas apa yang anda terima.Gitu guyss hehe..kayaknya sekian dulu
deh ceritanya ane ngantuk mau bobok hehe.
Met Malem yah... ;)
Komentar